0
4.5/5
13,919 Ratings
Google Reviews

Seputar Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam awalnya bernama Benteng Ujung Pandang, dibangun oleh Kerajaan Gowa pada abad ke-17 (sekitar 1545) oleh Raja Gowa ke-9, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ Kallonna. Setelah kekalahan Kerajaan Gowa-Tallo dari VOC Belanda dalam Perjanjian Bongaya (1667), benteng ini direbut Belanda dan direnovasi oleh Laksamana Cornelis Speelman. Nama “Fort Rotterdam” diambil dari kota kelahiran Speelman di Belanda.

Tiket masuk

Gratis/Free Wajib Registrasi

Jam operasional

Senin–Minggu: 08.00–18.00 WITA

Musholla

Tempat Ibadah ummat Islam

Toko Suvenir

Tempat berbelanja oleh-oleh

Museum Lagaligo

Museum Sejarah Sulawesi Selatan

Benteng

Benteng peninggalan penjajahan belanda

Apa aja yang ada di Benteng Fort Rotterdam?

Benteng Penjajahan Belanda

Dinding benteng setinggi ±7 meter, dibangun dari batu kapur dan tanah liat.  Gerbang utama bergaya kolonial, menjadi pintu masuk utama sekaligus spot foto favorit.

Museum La Galigo

Berisi koleksi benda peninggalan Kerajaan Gowa, termasuk: Alat musik tradisional, Senjata kuno, Artefak maritim (miniatur kapal pinisi) Manuskrip lontara, pakaian adat, keramik Tiongkok Dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.

Taman Rumput Hijau

Taman hijau di tengah benteng untuk bersantai atau duduk-duduk. Banyak pohon rindang yang menambah kesejukan dan nuansa historis.

Benteng Fort Roterdan

Fort Rotterdam dikenal dengan bentuknya yang menyerupai penyu merangkak ke laut, melambangkan kekuatan maritim kerajaan Gowa. Struktur dindingnya terbuat dari batu kapur dan tanah liat khas Makassar.